MUNGKIN BUKAN AKU



MUNGKIN BUKAN AKU
By: Oktaviana Nikmah WD
25 Oktober 2017


            Mungkin aku bukanlah seorang perempuan yang sempurna. Atau mungkin aku tak lebih baik dari seseorang yang selalu kamu nantikan pesan masuk darinya, Seseorang yang namanya selalu ada di kolom pencarian di instagrammu setiap saat, dan seseorang yang sesekali terlintas dalam fikiranmu saat kamu hendak memejamkan mata, sesekali pula kamu meneteskan airmata. Karenanya, seseorang yang kamu cinta.
            Jika dibanding dengannya, mungkin aku bukanlah apa-apa. Aku mengakui, kesempurnaan tidak berada dalam diriku. Jika melalui airmata adalah tanda bahwa kamu memang benar mencintainya, aku lebih baik menjadi seseorang yang tidak kamu cintai, karena membuatmu menangis bukanlah apa yang aku usahakan. Karena menurutku, tanda seseorang mencintai bukan hanya sekedar melaui airmata, banyak cara untuk mengetahuinya. Seperti aku merasa tak ingin kamu pergi, meski tak pernah aku ucapkan. Bagiku sudah menjadi cukup bukti bahwa aku punya perasaan yang berlebihan padamu. Ataukah seperti aku yang kamu hubungi seperlunya. Tenang saja, aku tak merasa kamu menghubungiku hanya ada perlunya saja, sedikitpun, tak ada pemikiran buruk padamu. Tubuhku, tak pernah kuajarkan untuk berpura-pura tak berfungsi untuk membantumu. Kuharap kamu mengerti, aku ingin memperhatikanmu dan menjagamu tanpa peduli kamu mencintaiku atau tidak.
            Tapi kamu tetap tak ingin mengakui, biarlah, sedikitnya aku mengerti mengenai kamu. Namun sebelum kamu melangkah lebih jauh, sebelum hatimu kusapa dengan kebaikan, sebelum orang-orang mengira kita adalah dua yang akan menjadi satu, sebelum itu semua, aku ingin menegaskan padamu.
            Aku tak akan menuntutmu untuk memberikan seluruh waktumu padaku seperti kebanyakan laki-laki berjanji pada kekasihnya. Karena kamu pun memiliki mimpi yang memerlukan dedikasi waktu untuk mewujudkannya. Terlebih, kamu pun memiliki kawan-kawan yang tak bisa kamu tinggalkan karena telah menjadi kebiasaan yang tak bisa kamu lepaskan.
            Sesaat, aku membuka kedua mataku, kulihat kedamaian terasa pada malam ini. malam dimana banyak orang melakukan sholat tahajjud untuk mencurahkan isi hatinya. Aku mulai merenungi apa yang sebenarnya terjadi, aku mulai mengkhawatirkan apakah ada kesalahan atau ketidaksopanan atas penyampaian doa-doaku yang selalu tentangmu. Bersamamu memang sesuatu hal yang aku dambakan, tapi entah mengapa, setiap kali aku mengetahui perempuan lain mendekatimu, aku berpikir, apa aku mundur saja? Sebab aku merasa tak lebih baik dari mereka yang mendekatimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UNTUK KAMU

BUKIT RHEMA