MUNGKIN BUKAN AKU
MUNGKIN
BUKAN AKU
By:
Oktaviana Nikmah WD
Mungkin aku bukanlah seorang
perempuan yang sempurna. Atau mungkin aku tak lebih baik dari seseorang yang
selalu kamu nantikan pesan masuk darinya, Seseorang yang namanya selalu ada di
kolom pencarian di instagrammu setiap saat, dan seseorang yang sesekali
terlintas dalam fikiranmu saat kamu hendak memejamkan mata, sesekali pula kamu
meneteskan airmata. Karenanya, seseorang yang kamu cinta.
Jika dibanding dengannya, mungkin
aku bukanlah apa-apa. Aku mengakui, kesempurnaan tidak berada dalam diriku.
Jika melalui airmata adalah tanda bahwa kamu memang benar mencintainya, aku
lebih baik menjadi seseorang yang tidak kamu cintai, karena membuatmu menangis
bukanlah apa yang aku usahakan. Karena menurutku, tanda seseorang mencintai
bukan hanya sekedar melaui airmata, banyak cara untuk mengetahuinya. Seperti
aku merasa tak ingin kamu pergi, meski tak pernah aku ucapkan. Bagiku sudah
menjadi cukup bukti bahwa aku punya perasaan yang berlebihan padamu. Ataukah
seperti aku yang kamu hubungi seperlunya. Tenang saja, aku tak merasa kamu
menghubungiku hanya ada perlunya saja, sedikitpun, tak ada pemikiran buruk
padamu. Tubuhku, tak pernah kuajarkan untuk berpura-pura tak berfungsi untuk
membantumu. Kuharap kamu mengerti, aku ingin memperhatikanmu dan menjagamu tanpa
peduli kamu mencintaiku atau tidak.
Tapi kamu tetap tak ingin mengakui,
biarlah, sedikitnya aku mengerti mengenai kamu. Namun sebelum kamu melangkah
lebih jauh, sebelum hatimu kusapa dengan kebaikan, sebelum orang-orang mengira
kita adalah dua yang akan menjadi satu, sebelum itu semua, aku ingin menegaskan
padamu.
Aku tak akan menuntutmu untuk
memberikan seluruh waktumu padaku seperti kebanyakan laki-laki berjanji pada
kekasihnya. Karena kamu pun memiliki mimpi yang memerlukan dedikasi waktu untuk
mewujudkannya. Terlebih, kamu pun memiliki kawan-kawan yang tak bisa kamu
tinggalkan karena telah menjadi kebiasaan yang tak bisa kamu lepaskan.
Sesaat, aku membuka kedua mataku,
kulihat kedamaian terasa pada malam ini. malam dimana banyak orang melakukan
sholat tahajjud untuk mencurahkan isi hatinya. Aku mulai merenungi apa yang
sebenarnya terjadi, aku mulai mengkhawatirkan apakah ada kesalahan atau
ketidaksopanan atas penyampaian doa-doaku yang selalu tentangmu. Bersamamu
memang sesuatu hal yang aku dambakan, tapi entah mengapa, setiap kali aku
mengetahui perempuan lain mendekatimu, aku berpikir, apa aku mundur saja? Sebab
aku merasa tak lebih baik dari mereka yang mendekatimu.
Komentar
Posting Komentar