Campus Reading Agents
RINGKASAN
Campus Reading Agents (CRA) adalah suatu komunitas yang
dibentuk di wilayah kampus dimana komunitas tersebut sebagai pelopor atau agent dari mahasiswa yang berperan untuk
meningkatkan kembali budaya membaca di kalangan mahasiswa sehingga dapat
membuat mahasiswa lebih berpikir kritis dan dapat mengubah suatu bangsa dengan
pemikiran-pemikiran kritis tersebut. Secara tidak langsung akan berdampak pada
tingginya jumlah angka membaca di Indonesia.
Komunitas
ini tidak jauh berbeda dengan komunitas-komunitas baca saat ini yang bertujuan
untuk meningkatkan minat baca, hanya saja kegiatan yang diadakan oleh Campus Reading Agents (CRA) berbeda dari
komunitas lain. Kegiatan yang diadakan di komunitas ini lebih menarik dan
asyik. Hal ini dilakukan untuk menarik minat mahasiswa terlebih dulu agar
mereka mau membaca dan secara perlahan akan mendorong pola pikir mahasiswa
untuk lebih kritis terhadap segala sesuatu.
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh Campus Reading Agents
(CRA) didesain berdasarkan kondisi saat ini, salah satunya yaitu senangnya
mahasiswa untuk berkumpul di tempat-tempat yang asyik hanya untuk sekedar
berkumpul, bermain game online dan pergi
hanya untuk minum secangkir kopi tanpa melakukan sesuatu hal yang kurang
bermanfaat untuk diri mereka.
Komunitas
ini hadir dengan membawa gebrakan dan perubahan bagi pola pikir dan perilaku
mahasiswa untuk lebih melakukan segala sesuatu secara bermanfaat. Tidak hanya
sekedar berkumpul, tetapi mereka dapat melakukan kewajiban sebagai pelajar
untuk terus mengembangkan pola pikir mereka. Untuk mengubah pola pikir tersebut
mahasiswa harus membaca. Melakukan hal tersebut tentu tidaklah mudah karena membaca
sangat membosankan. Campus Reading Agents
(CRA) hadir untuk memberikan perubahan pemikiran kepada mahasiswa bahwa
membaca dapat dilakukan dengan cara yang sangat asyik.
Campus Reading Agents (CRA) dapat
membantu untuk mencari dan mendapatkan buku dengan
kualitas memadai melalui media elektronik atau buku wacana. Kerjasama dengan beberapa kampus juga semakin memperluas komunitas, serta akan lebih mengenalkan Campus Reading Agents sebagai komunitas membaca yang bisa meningkatakan minat baca
di kalangan mahasiswa. Kegiatan yang dapat dilakukan di komunitas ini sangat
banyak, bermanfaat, unik, dan menarik dengan mengadakan acara-acara tertentu yang
akan membuat mereka lebih bersemangat untuk membaca.
Keyword: Campus Reading, Agent
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca
merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan karena dengan membaca kita
bisa mengetahui dan belajar tentang segalanya serta mendapatkan informasi dan
pengetahuan baru. Berdasarkan hasil survei sebuah perguruan tinggi di Amerika
Serikat menempatkan Indonesia di urutan ke-60 dari 61 negara yang disurvei. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2016)
Membaca sangatlah penting karena membaca merupakan
jendela ilmu. Membaca dapat membantu mengubah masa depan dan dapat menambah
kecerdasan akal dan pikiran kita, sehingga dapat membuat seseorang dapat berpikir kritis (critical thinking). Pembiasaan berpikir
kritis diimbagi dengan kemampuan literasi yang baik karena literasi merupakan
suatu kemampuan dalam mengolah dan memahami informasi saat melalukan proses
membaca dan menulis. Literasi dapat dianggap sebagai modal utama mahasiswa atau
generasi muda dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. Melalui
literasi dapat membantu mahasiswa untuk lebih membiasakan diri membaca dan dalam
menerima segala informasi yang didapat diperlukan suatu proses berpikir dan
menganalisa tentang informasi yang mereka terima, sehingga informasi tersebut
dapat dinilai dan dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Namun
di Indonesia, membaca menjadi sesuatu hal yang paling dihindari untuk dilakukan
oleh mahasiswa. Banyak mahasiswa di Indonesia malas membaca karena membaca
merupakan kegiatan yang sangat membosankan dan membaca bukan suatu kegiatan
instan yang hasilnya langsung dapat dinikmati. Membaca memerlukan waktu untuk berfikir,menganalisa, dan proses
yang harus dinikmati. Karena hal inilah untuk meningkatkan minat baca mahasiswa
di Indonesia diperlukan adanya suatu tindakan atau gebrakan salah satunya
dengan cara membuat suatu wadah
guna meningkatkan kesadaran di kalangan mahasiswa tentang arti pentingnya
membaca dan dapat memulai untuk meningkatkan minat membaca. Studi kasus
yang terjadi di Indonesia saat ini yaitu adanya fenomena “penganguran
intelektual” karena minat membaca mahasiswa Indonesia dikatakan rendah. Setiap
tahun jumlah pencari kerja terus meningkat tajam dan tidak sebanding dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan. Pengangguran ini terus bertambah karena
berasal dari kaum intelektual yang menyandang status sarjana dan diploma.
Minimnya minat membaca inilah membuat masalah tersebut semakin pelik
dikarenakan belum adanya kesadaran di kalangan mahasiswa.
Berdasarkan
permasalahan diatas, meningkatkan minat baca di kalangan mahasiswa untuk
mengerti dan memahami arti penting membaca perlu dilakukan melalui suatu pendekatan psikologi yaitu pendekatan
konstruktivisme, karena pendekatan ini mengajak mahasiswa untuk berpikir dalam
memecahkan suatu permasalahan. Aktivitas membaca dengan didampingi pendekatan
konstruktivisme juga dapat membantu siswa untuk menemukan jati diri mereka dan
membentuk karakter yang sesuai dengan hasil pemikiran mereka, karena membaca
dapat membentuk karakter suatu bangsa. Dengan adanya pendekatan ini dapat
berpengaruh atau mempengaruhi mahasiswa ke arah yang lebih baik, dari yang
awalnya malas dan menghindari, menjadi mahasiswa yang bersemangat dan mau untuk
membiasakan diri membaca.
1.2 Tujuan
Berdasarkan
uraian pada latar belakang, tujuan dari gagasan ini adalah untuk meningkatkan
dan melatih perkembangan sikap mahasiswa untuk lebih tertarik membaca sehingga
dapat berpikir kritis terhadap segala sesuatu yang mereka terima. Secara tidak
langsung akan berdampak pada meningkatnya minat membaca di masyarakat
Indonesia.
1.3 Manfaat
Manfaat
dari gagasan ini adalah menanamkan kebiasaan positif kepada mahasiswa untuk
terus menerapkannya di kehidupan sosial dan dapat membuka wawasan baru untuk mahasiswa,
yaitu kebiasaan membaca serta dapat mengurangi tingkat kemalasan di kalangan
pelajar sehingga dapat memperbaiki pola pikir dan karakter masyarakat di
Indonesia. Menanamkan kebiasaan pada mahasiswa untuk menerima dan menganalisa
informasi yang didapat.
BAB II
GAGASAN
Membaca merupakan suatu kegiatan terpenting dalam
kemajuan dan menjadi parameter kualitas suatu bangsa. Berdasarkan survei yang
dilakukan oleh International Education Achievement
(IEA) pada awal tahun 2000 menunjukkan bahwa kualitas membaca anak-anak
Indonesia menduduki urutan ke 29 dari 31 negara yang diteliti di Asia, Afrika,
Eropa dan Amerika. Hal ini membuat Indonesia memiliki indeks kualitas sumber
daya manusia (Human Development Index/HDI) yang rendah. Sesuai dengan survei yang
dilakukan oleh UNDP pada tahun 2005 bahwa HDI Indonesia menempati peringkat 117
dari 175 negara.(Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta,2010).
Permasalahan
yang dihadapi negara Indonesia semakin kompleks, dengan adanya warisan budaya
membaca yang semakin hari semakin menurun bahkan hilang. Sistem pembelajaran di
Indonesia yang membuat mahasiswa pasif dan cenderung lebih mendengarkan
penjelasan dosen daripada mencari informasi atau pengetahuan baru dari
literature buku bacaan. Berkembangnya teknologi dan tempat hiburan untuk
bermain game membuat mahasiswa banyak
meluangkan waktu bermain daripada membaca buku. Permasalahan yang sangat
kompleks yaitu sifat malas yang merajalela sehingga membuat minat membaca
semakin ditingggalkan di kalangan mahasiswa.
Oleh
karena itu, untuk meningkatkan minat baca mahasiswa dilakukan pendekatan yang
kita lakukan untuk mengajak anak dan membiasakan mereka untuk membaca yaitu
dengan pendekatan konstruktivisme. Asal kata konstruktivisme yaitu “to construct” yang berarti membentuk (Pribadi, 2009).
Saat ini sudah banyak perpustakaan-perpustakaan
umum, bahkan komunitas-komunitas yang dibentuk, misalnya kampung baca, Taman
baca, dan lain-lain untuk membudayakan sifat membaca pada diri mereka. Secara
umum konsep dari komunitas yang meraka bentuk sama, yaitu membaca buku yang
kemudian dijelaskan kembali isi bacaan yang mereka baca supaya sepaham dengan
alur cerita dalam buku. Bahkan ada dari mereka yang menggabungkan beberapa
kesenian untuk menambah keseruan dalam membaca.
Konsep Meningkatkan Minat Baca Siswa
Menjawab permasalahan yang terkait tentang bagaimana
meningkatkan minat baca mahasiswa dan mengubah pola pikir serta kebiasaan siswa
untuk membaca. Permasalahan ini menjadi tanggungjawab atau butuh peran dari
lingkungan keluarga, kampus, masyarakat dan pemerintah. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan membuat wadah untuk mereka dalam membudayakan
budaya membaca dalam diri mereka dengan cara yang antimainstream, yaitu
cara yang berbeda dengan yang ditawarkan sebelumnya.
Komunitas
membaca buku adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki hobi yang sama yaitu
membaca buku dengan berbagai genre atau jenis buku yang berbeda. Mereka
berkumpul untuk bertemu orang-orang baru yang memiliki hobi yang sama dan
saling bertukar informasi dari apa yang mereka baca. Tidak sedikit masyarakat
selain komunitas mereka yang beranggapan bahwa, “mereka hanya kutu buku yang
menghabiskan waktunya untuk membaca”, atau “komunitas mereka kurang asik,” sehingga komunitas mereka kurang menarik
perhatian masyarakat luar.
Gagasan yang
kami ajukan untuk mencapai tujuan meningkatkan minat baca siswa adalah dengan
membentuk komunitas baru yang bernama Campus
Reading Agents (CRA). Komunitas ini dapat membantu untuk mencari dan mendapatkan buku dengan
kualitas memadai melalui media elektronik atau buku wacana. Kerjasama dengan beberapa kampus juga semakin
memperluas komunitas, serta akan lebih mengenalkan Campus
Reading Agents sebagai komunitas membaca yang bisa meningkatakan
minat baca di kalangan mahasiswa. Kegiatan yang dapat dilakukan di
komunitas ini sangat banyak, bermanfaat, unik, dan menarik dengan mengadakan acara-acara tertentu yang akan membuat mereka lebih bersemangat untuk
membaca.
Konsep
kegiatan dari Campus Reading Agents adalah sebagai berikut:
1.
Mengadakan reading nongki, yang akan diadakan seminggu sekali dengan beberapa
komunitas dari beberapa kampus untuk menshare buku/bacaan yang kita baca, misalnya kita akan mengadakan
meet up di sebuah cafe atau rumah makan. Sebelum mereka berkumpul,
masing-masing dari mereka sudah membaca minimal satu jenis buku. Ketika mereka
bertemu saling mendiskusikan hal apa yang menarik untuk dibahas. Dan setiap
anggota mempunya hak dan kewajiban untuk menyampaikan pendapatnya. Jika dalam
proses diskusi ada beberapa anggota yang pasif hal tersebut menandakan bahwa
anggota pasif tersebut kurang memahami atau kurang memiliki pengetahuan yang
luas sehingga secara perlahan akan muncul dalam diri mereka dan membuat mereka
tergerak hati dan keinginannya untuk lebih menggali informasi dan pengetahuan
lebih detail dengan membaca. Hal ini dapat menambah keakraban antara sesama
anggota dan membuat kegiatan membaca lebih menarik. Tidak hanya sekedar membaca
tetapi juga bisa bertukar informasi dan pendapat sehingga membuat mahasiswa
ingin terus membaca dan mengetahui segala informasi dan secara tidak langsung
membuat mahasiswa termotivasi untuk membaca dan berpikir kritis.
2.
Social reading yang akan kita adakan satu bulan sekali, dimana kegiatan ini adalah
datang ke sekolah sekolah untuk menerapkan budaya membaca yang disebut SETAN
BUANA (SEhari TANpa BUta wAcaNA) kepada mereka dengan membawa buku-buku bacaan
yang bebas mereka pilih pada mini library yang kita ciptakan. Di sekolah yang
akan dikunjungi dengan menerapkan dalam sehari mereka harus menyelesaiakan satu
buku yang mereka baca. Hal ini berguna untuk membantu mengurangi tingkat buta
wacana di kalangan pelajar.
3.
Reading Trip, yang akan diadakan pada akhir semester, dimana kita akan berlibur dengan
syarat membawa minimal satu buku untuk dibaca, dan di sela liburan, ada waktu
untuk menceritakan atau menshare buku yang telah dibaca. Reading’s Trip bertujuan untuk mengingatkan mahasiswa
bahwa meskipun mereka liburan, mereka masih tetap membaca sehingga liburan
mereka dapat dikatakan sebagai liburan yang berkualitas.
4.
Meme camp, acara ini tidah jauh berbeda dengan reading’s trip, namun disini kita
bekerjasama dengan komunitas meme di daerah, untuk membantu kami membuat sebuah
“celetukan” tentang budaya membaca yang bisa memancing tawa seseorang, sehingga
membuatnya lebih bersemangat untuk membaca. Ini dapat membuktikan bahwa membaca
tidak hanya berdiam diri dengan memandang satu buku tetapi membaca juga dapat
melahirkan suatu kreativitas-kreativitas unik dan melalui membaca dapat
mengajak orang lain untuk melakukan satu tindakan positif yang dapat mengubah
pemikiran suatu bangsa.
5.
Pameran buku, yang biasanya kita adakan setahun sekali, atau 6 bulan
sekali, dimana disitu akan tersedia berbagai jenis buku dengan genre yang
memadai, disetiap genre buku akan ada desain menarik sesuai dengan genre, untuk
menarik minat pengunjung. Acara ini juga didukung oleh beberapa toko buku yang
ingin mempamerkan dan menjual buku.
6.
E-sources atau Electronic Sources, kegiatan membaca yang dilakukan
tidak hanya membaca dengan sebuah buku, tetapi juga menggunakan media elektonik
atau disebut sebagai e-sources. Hal
ini dapat mempermudah dan membantu mahasiswa untuk lebih tertarik membaca
karena mahasiswa tidak harus membawa banyak buku tetapi cukup menggunakan media
elektronik sebagai sumber untuk mendapatkan informasi.
7.
Evaluasi, segala kegiatan yang
telah dilakukan harus diimbangi dengan adanya evalusi, karena evaluasi sangat
penting untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini berlangsung dan mengetahui
pencapaian apa yang telah terealisasi dengan baik dan prosentase yang
ditentukan, dengan cara: kegiatan dapat dikatakan baik, apabila setiap kegiatan
yang dilaksanakan ada hasil yang dapat merubah tingkat dan kebiasaan membaca
mahasiswa sebesar 50%, ada hasil dari jumlah buku atau sumber yang dibaca oleh
mahasiswa sebesar 35% dan 15% merupakan proses diskusi setelah membaca. Jika
prosentase tersebut dijumlahkan maka, menghasilkan prosentase sebesar 100% yang
merupakan keberhasilan dari kegiatan komunitas ini yaitu melahirkan pemuda
penerus bangsa yang dapat berpikir kritis sehingga mampu mengubah dirinya
berseta lingkungan dan dunia dengan langkah mudah yaitu membaca.
Selain kegiatan tersebut yang dilakukan, komunitas
ini juga membuat sebuah website yang digunakan sebagai sarana untuk mengenalkan
komunitas CRA (Campus Reading Agents). Website ini berfungsi sebagai alat untuk menjembatani mahasiswa lain yang belum
terdaftar dapat mendaftarkan dirinya untuk bergabung dalam komunitas ini.
Caranya dengan mengunjungi alamat web yang telah kita sediakan di profil CRA (Campus
Reading Agents) yang berada di beranda website.
Lalu, mereka yang ingin mendaftarkan diri dapat langsung meng-klik menu “join” dan mereka dapat
mengikuti langkah-langkah yang disediakan. Setelah mereka menyelesaikan
langkah-langkah pendaftaran, mereka akan mendapat sms konfirmasi dari pihak (Campus
Reading Agents). Selain itu, website juga sebagai
sarana memperkenalkan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh komunitas ini,
memperkenalkan genre atau jenis-jenis buku yang kita miliki. Website ini sangat membantu sebagai sarana
memperluas jaringan untuk meningkatkan minat baca di kalangan pelajar.

BAB III
KESIMPULAN
Membaca adalah salah satu proses untuk mendapatkan informasi, terdengar
sederhana namun sulit untuk dilakukan. Dengan membaca dapat memiliki dasar dari apa yang akan dibicarakan. Membaca dapat membuat
pemikiran-pemikiran yang lebih realistis dan lebih kritis. Membaca ibarat
sebuah kunci yang digunakan untuk membuka pintu dunia. Apabila kunci itu sudah
dimiliki oleh setiap orang, maka orang tersebut bisa Dengan
rendahnya tingkat membaca negara Indonesia pemerintah mendukung berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan meningkatkan minat membaca masyarakatnya.
Komunitas Campus Reading Agents (CRA) adalah salah satu wadah untuk meningkatkan budaya minat baca mahasiswa dan
memperkenalkan arti penting membaca di usia mereka yang secara tidak langsung
akan mengurangi pengangguran intelektual di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
A.Pribadi, Benny. (2009). Model
Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Achmad, Suryadi. (2014). Minat Baca Indonesia Rendah, Ini Fakta dan
Datanya, sumber dari http://suryadiachmad.wordpress.com 6 Desember 2014
Gewati, Mikhael.
(2016) Minat
Baca Indonesia Ada di Urutan ke-60 Dunia, Edukasi, sumber
dari http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.di.urutan.ke-60.dunia 29 Agustus 2016, 07:17 p.m
Komentar
Posting Komentar